Dear everyone....
Tadi aku olahraga di taman dekat lapangan golf. Matahari bersinar cukup cerah. aku suka taman itu karena tidak terlalu ramai dengan orang. Aku bisa leluasa merenung dan meditasi singkat. Aku senang sekali mengamati tumbuhan yang ada disana. Rerumputan liar, bunga liar dan pohon-pohon. Menurut orang lain taman itu tidak terurus. Rumput-rumput liar dibiarkan hidup semaunya. Tapi menurutku taman itu dirawat dengan baik oleh alam. Bayangkan saja tidak orang yang menyirami semua tumbuhan itu tetapi entah kenapa mereka seperti tidak kekurangan apapun. Para tumbuhan dan bahkan hewan-hewan kecil hidup dan mati dengan normal. Mereka terawat sampai akhir hayatnya. Aku semakin bersyukur dan takjub pada Tuhan. Bila tumbuhan dan hewan yang tidak memiliki agama saja dirawat dengan baik apalagi aku, seorang manusia.
Aku percaya bahwa Tuhan ada didalamku. Ia ada dalam setiap helai rambut, bulir keringat dan sel-sel didalam tubuhku. Namun sebagai seorang manusia dengan berbagai macam emosi, aku seringkali merasa takut. Takut tersakiti, takut dikritik, takut diejek, takut merasa sedih, takut sendiri. Bila aku curhat dengan orang lain, mereka akan menasihati ku untuk segera cari pasangan dan menikah. Tapi apakah dengan menikah aku tidak akan merasakan takut lagi? Aku memiliki kekasih tetapi aku merasa tidak bisa membuka semua bebanku dengannya apalagi mengenai hubungan kami yang tidak direstui atau mengenai komitmennya untuk menikahiku. Dulu aku pernah bertanya padanya kapan dia siap menikahiku. Dia menyuruhku bersabar karena ingin mengumpulkan uang dulu dan menjadi PNS. Itu bukan waktu yang sebentar sementara umur terus bertambah tua. Aku seringkali merasakan keraguan darinya. Mungkinkah dia takut berkonflik dengan orang tua ku karena itu dia sengaja mengulur-ulur waktu? Hubungan kami sudah hampir 8 bulan. Rasa kasmaran menggebu-gebu yang ku rasakan di awal sudah luntur. Di saat inilah realita terpampang jelas dan keraguan mulai datang. Do I want him or just too scared to be alone? Orang-orang di sekitarku mulai berbisik, mentertawakan statusku yang masih single di usia 31 ini.
Ketidakbahagiaan, keputusasaan dan kekhawatiran yang kurasakan ini karena aku masih belum bisa berdamai dengan hal-hal yang belum aku capai. image diriku juga masih melekat kuat pada pendapat dan pandangan orang lain. Saat aku sedih dengan perjalanan percintaan ku, aku ingat ingat lagi tujuan hidupku yaitu kedamaian hati dan kebebasan batin. Selama aku masih takut maka aku tidak akan terbebas dari penderitaan. Hari ini aku akan meditasi dan berdoa untuk ketenangan batinku. Semoga semua mahluk hidup merasakan damai dan terbebas dari penderitaan. Amin. Nammo buddhaya.
Ini foto-foto yang kuambil saat olahraga tadi sebagai pengingat bahwa Tuhan merawat semua mahluk.
No comments:
Post a Comment